Kamis, 11 Agustus 2011

Cerita Singkat Mbah Sirah

SEJARAH SINGKAT MBAH SIRAH SOMASARI
CIKAL BAKAL BERDIRINYA DESA SEMAT

Dahulu kala saat jaman wali songo membangun masjid Demak Bintoro
Raden Rohmad, yaitu Sunan Ampel mendengar suara dendangan atau kidungan. Lalu Sunan Ampel atau Raden Rohmad sangat menyukai suara kidungan tersebut, oleh karena itu Sunan Ampel mengutus pekerjanya atau abdinya untuk mencari siapa yang berdendang.
Lalu, pekerja Sunan Ampel  berangkat mencari orang yang berdendang tadi sampai dapat ditemukan. Pekerja tadi berjalan ke selatan arah timur wilayah Jepara bertemu orang yang mencari aren sambil berdendang. Setelah istirahat di Dusun Petekeyan kecamatan Tahunan Jepara. Pekerja tadi lalu bertanya pada orang yang mencari aren tersebut.
Nama saudara siapa ? dijawabnya, nama saya Somasari. Lalu pekerja tadi berkata apa hubungannya dengan Somasari.
Somasari, saya di sini diutus Kanjeng Sunan Ampel untuk mengajak saudara bersilaturahmi dengan Bintoro Demak. Dikarenakan Kanjeng Sunan Ampel sangat tertarik dengan suara saudara. Lalu Somasari berangkat bersama dengan pekerja tersebut ke Demak Bintoro.
Kanjeng Sunan Ampel lalu berkata dengan Somasari : kamu, dipanggil ke sini untuk berdendang, karena saya sangat suka dengan suara kamu. Somasari menyanggupi perintahnya, selain mendapat tugas ngidung, Somasari juga mendapat tugas menjaga pintu yang terdapat Sunan Ampel.
Sewaktu menjaga pintu, Somasari  tidur di depan pintu, dan tanggung jawab tersebut disanggupi oleh Somasari.
Singkat cerita, Sunan bersama para wali-wali serta pekerjanya bekerja di Masjid Demak, Somasari juga ikut bekerja bakti. Somasari membelah-belah bambu dengan menatanya secara rapi yang dialasi dengan lututnya. Hal tersebut diketahui oleh teman-teman pekerjanya. Lalu, pekerja yang lain berpikir, orang tersebut sekuat itu, pasti aku akan dikalahkan an disingkirkan dari sini. Lalu dilaporkan pada Sunan Ampel.
Kanjeng Sunan, pekerja kanjeng yang baru itu akan mengalhkan kewibawaan kanjeng. Kanjeng Sunan terheran, apakah iya. Akhirnya waktu malam Somasari tiduran di depan pintu, kanjeng Sunan diingatkan Allah lalu keluar dari dalam, sambil membawa tongkat. Kanjeng Sunan keluar dari pintu tapi tongkatnya dulu yang dijalankan.
Tongkat tersebut mengenai kepala mbah Somasari dan mengeluarkan darah putih. Lalu Kanjeng Sunan sungkem sambil menangis pada Allah untuk minta maaf. Akhirnya Kanjeng Sunan berkata : oh, kalau begitu Somasari adlah golongan wali karomah.
Selanjutnya, disana ada kayu yang lewat lalu Sunan berkata pada kayu tersebut : kayu, kamu disini sampai direpotkan tidak oleh pekerjaan, sekarang saya beri pekerjaan,  sambil diusap-usap kapur putih lalu di ceburkan ke sungai menjadi buaya putih.
Buaya putih itu diperintah mengantar Mbah Sirah, jangan pulang jika belum sampai tujuan. Buaya Putih berangkat sampai laut diringi ikan-ikan laut. Sampai tengah laut wilayah pesisir Semat Jepara bertemu kapal dagang dari Tuban. Kapal tersebut milik Mbah Ruminah tujuan Semarang. Di tengah laut, Mbah Ruminah seperti lampu yang bersinar, lalu Mbah Ruminah berkata pada nahkoda kapal : “nahkoda, apakah itu ? ada sesuatu yang terang seperti lampu, ayo kita temui”. Di sana akhirnya ditemukan Mbah Simosari, lalu diangkat di pesisir Semat.
Di sana mbah Ruminah berkata : Layon kamu diisirahatkan disini dulu, aku didoakan daganganku cepat habis, lalu aku pulang kemari dan kamu diupacarakan di sini.
Mbah Ruminah lalu berangkat menuju Semarang, sampai Semarang dagangannya habis, lalu pulang ke pesisir Semat. Layon tadi akhirnya dikubur di Semat. Dan Mbah Ruminah pun terus menjaga Makam Mbah Sirah sampai beliau meninggal dan dikuburkan di samping makam Mbah Sirah..
Dan pada hari-hari tertentu banyak warga yang berziarah ke makam Mbah Sirah, untuk meminta pertolongan ataupun untuk melaksanakan nazarnya.

gambar 1. makam mbah sirah somasari

gambar 2. makam mbah ruminah dan suaminya 


 Gambar 3. Rumah yang digunakan warga dalam upacara di makam mbah sirah

gambar 4. Rerimbunan pohon yang dipercaya oleh warga terdapat sebuah gua menjadi tempat keluar masuknya buaya putih menuju makam mbah sirah. dipercaya sampai sekarang buaya putih masih sering "menengok" mbah sirah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar